Digital marketing menjadi salah satu teknik pemasaran yang paling diminati dewasa ini. Pemasaran tradisional sudah tak lagi efektif bagi pasar yang sebagian besarnya sudah beralih ke teknologi komunikasi terkini. Di era serba digital ini, pemasaran lewat media digital menjadi sangat penting.
Digital marketing adalah pemasaran produk maupun jasa yang dilakukan dengan media digital. Tujuan dari pemasaran ini adalah untuk menjangkau sebanyak-banyaknya target costumer secara efisien, personal dan relevan. Pemasaran digital ini memadukan teknik serta pengetahuan dalam psikologi pasar dan teknologi.
Banyaknya kemudahan yang ditawarkan oleh konsep pemasaran digital memang menggiurkan. Tetapi penting untuk diperhatikan bahwa ada beberapa kesalahan seperti di bawah ini yang harus dihindari saat menjalankan konsep pemasaran digital agar dapat berjalan sesuai dengan rencana pemasaran.
1. Strategi yang Tidak Tepat Sasaran
Strategi dan perencanaan merupakan sebuah langkah awal untuk menentukan arah sebuah bisnis. Apalagi di era digital seperti saat ini, tren begitu mudah berubah dari waktu ke waktu, sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen semakin beragam setiap hari.
Biasanya beberapa marketer bertekad untuk mendapatkan cakupan konsumen yang banyak, sehingga kerap serampangan dalam memilih target pasar. Sebelum mengenalkan produk maupun jasa kepada masyarakat secara luas, harus menentukan tujuan dan rencana pemasaran produk tersebut.
Pastikan bahwa strategi pemasaran yang dirancang sudah spesifik, tepat sasaran, dan dapat dijangkau dengan mudah oleh target pasar.
2. Memahami Calon Konsumen
Bisnis yang sedang dijalani harus mampu menjadi solusi atas kebutuhan konsumen. Namun, masih ada banyak pebisnis yang mengabaikan hal tersebut, sehingga mereka cenderung menawarkan produk yang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Itulah sebabnya mengapa wajib untuk mengukur tingkat kebutuhan pasar sebelum menyusun strategi pemasaran.
Idealisme bisnis memang sangat penting, namun produk yang dijual juga harus memerhatikan audiens, apa kebutuhannya, apa yang menjadi kesukaan dan tren calon konsumen. Memahami calon konsumen tidak perlu mengubah produk , namun dengan menyesuaikan kemasan, konten promosi, dan juga pemilihan Key Opinion Leader.
Mencari tren produk yang sedang berkembang di masyarakat dengan menggunakan Google Trends. Cukup masukkan nama produk pada kolom pencarian, Google Trends akan menunjukkan grafik permintaan produk yang dimaksud.
3. Mengabaikan Pengukuran Kinerja Digital Marketing
Fungsi digital marketing tidak hanya fokus pada fitur promosi yang lebih mudah namun juga terukur. Salah satu inti seorang pebisnis menggunakan digital marketing adalah untuk melihat kinerja pemasaran melalui analisis angka. Berapa audiens yang sadar dengan brand kita, mengunjungi website, atau meng-klik iklan kita di mesin pencarian.
4. Mengabaikan Story-telling dan Copywriting
Digital marketing kerat kaitannya dengan konten. Hal yang paling penting dalam pembuatan konten adalah tulisan. baik konten desain ataupun video, peran copywriting sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan yang akan diberikan kepada calon konsumen. Tulisan yang dibuat juga harus mampu memberikan kesan dan mengedukasi audiens sehingga produk yang diberikan dapat disadari dengan mudah.
5. Halaman Website yang Tidak Rapi dan Tidak Lengkap
Di era digital ini, dapat dikatakan bahwa website merupakan “wajah” bisnis Anda. Itulah sebabnya mengapa Anda perlu memastikan tampilan website mampu mengakomodasi kebutuhan para pengunjung, bukan malah akan membuat mereka bingung karena navigasi website yang rumit.
Website bisnis yang baik harus mampu menghadirkan informasi, call-to-action, dan landing page yang jelas serta tidak merusak fokus pengunjung untuk menemukan apa yang mereka cari. Pesan yang tampilkan di muka website singkat, jelas, namun sangat informatif.
Website yang tidak lengkap seperti tidak memiliki blog, tidak dilengkapi dengan informasi kontak atau About Us, juga dapat merusak reputasi bisnis. Selain About Us, nomor telepon dan alamat email perusahaan juga wajib ditampilkan dalam website untuk memudahkan konsumen menyalurkan pertanyaan, saran, dan kritiknya.
Website juga harus sudah beradaptasi dengan perilaku pengguna dengan menggunakan fitur go-mobile. Perilaku pengguna yang semakin dinamis menuntut sebuah website dapat diakses di manapun dan kapanpun.
6. Iklan dan Landing Page yang Tidak Sesuai
Kesalahan marketing yang satu ini jelas saja akan menurunkan kepercayaan konsumen. Misalnya konsumen sedang mencari laptop murah di Google, lalu klik iklan yang tersedia, tetapi ternyata malah diarahkan ke halaman website yang menampilkan tablet dengan harga fantastis.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi konten landing page harus sesuai dengan iklan yang di pasang di Google, Facebook, YouTube, Instagram, dan lainnya.
7. Proses Check-out yang Rumit
Jika website mengharuskan konsumen untuk melalui tahapan check-out yang rumit, maka hampir dapat dipastikan bahwa konsumen justru akan meninggalkan website tanpa menyelesaikan pembeliannya. Ketika konsumen sudah sampai pada tahap check-out, langkah menuju proses pembayaran harus singkat dan sederhana.
8. Tidak Menghitung Return of Investment (ROI)
ROI atau yang lebih dikenal dengan istilah laba atas investasi merupakan rasio uang yang diperoleh atau hilang dalam sebuah investasi. Menghitung ROI bisa menjadi hal yang cukup rumit. Pertama, Anda perlu menentukan komponen mana saja yang perlu dihitung, seperti traffic, leads, conversion rate, atau jumlah klik. ROI harus dihitung dengan mengurangi jumlah total penjualan dengan biaya investasi, kemudian bagi dengan keseluruhan biaya investasi dan dikalikan dengan 100%.
Kommentarer