Peradaban manusia banyak mengalami kemajuan pesat. Kini sudah dirasakan masa revolusi industri mulai tergantikan oleh sebuah perubahan yang cepat di dunia teknologi informasi yang mendorong perubahan budaya dan cara hidup orang, yang dinamakan revolusi informasi.
Di era revolusi informasi ini, yang dikenal juga sebagai era digital, sumber daya paling berharga di dunia saat ini bukan lagi minyak, melainkan data dan informasi. Di era digital ini, bermunculan pula para “penguasa” dunia digital. Mereka berkuasa bukan karena menguasai minyak, tapi karena menguasai data.Itulah sebabnya raksasa-raksasa teknologi informasi seperti Alphabet (induk perusahaan Google), Facebook, Amazon, Apple, dan Microsoft sangat fokus dan berlomba-lomba menguasai data. Para raksasa dunia digital ini berfokus dalam mengolah data dan menyediakan informasi yang relevan (yang sebagian besar gratis) yang membantu masyarakat dunia dalam banyak hal. Bahkan, banyak di antara kita mungkin sudah tidak lagi bisa menikmati hidup yang nyaman tanpa keberadaan mesin pencarian Google, tidak bisa bersosialisasi di media sosial Facebook, atau bekerja tanpa komputer dengan sistem operasi Windows dari Microsoft. Itulah kehebatan para raksasa digital ini, mereka menguasai data yang kemudian mereka olah menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat secara gratis (sebagian besar). Mereka mengambil keuntungan dari menyediakan informasi atau jasa yang spesifik. Google dan Facebook memperoleh pendapatan dari menguasai dunia periklanan digital. Amazon saat ini menguasai setengah pendapatan dunia retail online di Amerika. Sadar atau tidak, para raksasa digital ini telah mendominasi hidup kita sekalian dalam hal penyediaan informasi. Mereka memiliki kekuatan yang besar yang mampu merubah wajah dunia. Di era informasi digital informasi ini, kompetisi antar industri pemenangnya adalah mereka yang mampu mengolah data menjadi informasi yang berguna dan mampu memprediksi arah perubahan berdasarkan data-data yang mereka kumpulkan dan bergerak dengan cepat menjadikan tren perubahan itu menjadi peluang bisnis bagi mereka.
Kualitas dan Kuantitas Data
Perubahan yang paling tampak jelas, baik Anda sadari ataupun tidak, adalah bahwa dengan keberadaan smartphone dan koneksi internet, data yang tersedia menjadi berlimpah, ada di mana-mana, dan menjadi lebih berharga. Setiap aktivitas Anda, yang saat ini memiliki smartphone dan koneksi internet, akan meninggalkan rekam jejak, yang dinamakan jejak digital. Jejak digital ini adalah bahan mentah yang siap diolah oleh perusahaan-perusaan digital pengolah data.
Jumlah perangkat yang terhubung ke internet pun semakin meningkat. Peningkatan ini semakin mendorong jumlah data yang tersedia yang saat ini mulai dimanfaatkan oleh mesin-mesin AI (Artificial Intelligence) yang memang menjadikan data-data ini sebagai input pembelajaran. Didorong dengan kemajuan algoritma AI, kini, algoritma-algoritma yang ada sudah mulai bisa memprediksi kapan seseorang sudah siap untuk berbelanja, kapan sebuah pesawat sudah harus melakukan perawatan mesin, atau prediksi jika seseorang sedang menderita suatu penyakit.
Berlimpahnya data mengubah wajah kompetisi dunia bisnis saat ini. Semakin banyak data yang mampu dikumpulkan dan diolah, semakin kuat perusahaan-perusahaan digital ini mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan-pelanggannya. Hal-hal demikian yang mendorong perusahaan besar di era industri seperti General Electric dan Siemens kini menjadi perusahaan yang berfokus pada berjualan data.
Dengan semakin banyak mengumpulkan data, para pelaku bisnis digital ini akan semakin mampu memperbaiki kualitas produknya, semakin mampu menarik pengguna-pengguna baru, dan secara tidak langsung akan mendapatkan data-data lebih banyak lagi dari penambahan penggunanya. Ambil contoh mobil listrik Tesla dengan fitur self-driving.
Semakin banyak pengguna mobil listriknya, semakin banyak data yang Tesla kumpulkan sebagai input bagi algoritma self-driving di mobil listrik Tesla. Semakin banyak data masukan, maka algortimanya akan semakin baik lagi dalam memberikan kenyamanan mengemudi secara autopilot.
Keunggulan Perusahaan Yang Memiliki Akses Lebih Kepada Data
Saat ini, sadar atau tidak, ada semacam pengawasan dalam segala aspek kehidupan ekonomi dunia. Sebagai contoh, Google senantiasa melihat apa-apa yang orang ketikkan dalam mesin pencariannya. Facebook melihat tulisan, gambar, komentar, serta video-video yang dibagikan oleh para penggunanya. Amazon pun senantiasa melihat barang-barang apa saja yang dibeli oleh seseorang.
Raksasa-raksasa digital ini seolah memiliki “mata” di mana-mana yang senantiasa mengawasi aktivitas pasar dan memprediksi tren-tren terbaru yang akan muncul yang dapat dengan mudah mereka antisipasi atau mereka jadikan keuntungan sebelum pihak-pihak lain terlebih dahulu bergerak dan menjadi ancaman bagi bisnis para raksasa digital ini.
Inilah mengapa di tahun 2014, Facebook berani membeli Whatsapp senilai 22 juta USD. Dengan membeli Whatsapp, Facebook memiliki akses kepada pola hidup konsumen yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat produk-produk layanan Facebook lainnya.
Banyak kemudahan akses informasi dan teknologi yang bisa kita nikmati dengan gratis ataupun dengan harga yang terjangkau. Namun, Dominasi yang semakin tampak jelas oleh para raksasa digital inipun tak lepas dari dua sisi koin mata uang. Kemajuan peradaban dunia dalam dekade terakhir ini sangat pesat dan akan lebih pesat lagi di dekade mendatang. Kemajuan ini membawa banyak sekali jenis-jenis pekerjaan baru yang tidak pernah ada ketika era revolusi industri.
Comments