Istilah “Revolusi Industri 4.0 dan society 5.0.” mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat sekarang ini. Umumnya, orang-orang menggunakan istilah ini setiap kali mengadakan acara yang mengusung tema teknologi dan masa depan.
Era industri 4.0 dan society 5.0 merupakan era transformasi teknologi analog menjadi digital. Teknologi yang ada pada society 5.0 merupakan kelanjutan dari teknologi industri 4.0. Transformasi digital telah mengubah cara hidup masyarakat, organisasi, perusahaan, bisnis dan industry sehingga membawa pengaruh yang besar terhadap peradaban hidup masyarakat sekarang ini.
Industri 4.0
Revolusi industri merupakan sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara fundamental, dimana adanya kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Munculnya revolusi industri 4.0 membut wajah baru dalam fase kemajuan teknologi.
Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia. Perkembangan teknologi informasi dengan pesat saat ini terjadi otomotisasi yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan secara nyata, digital dan secara fundamental.
Sejarah revolusi industri dimulai dengan mekanisasi dan pembangkit tenaga mekanik pada tahun 1800-an. Penemuan mesin uap pada abad ke-18 yang dipakai untuk proses produksi barang menandai revolusi industri 1.0. Inggris memanfaatkan mesin uap tersebut untuk meningkatkan produktivitas industri tekstil dengan menjadikannya sebagai alat tenun mekanis. Ini menjadi akhir untuk peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga hewan dan manusia.
Revolusi industri pertama (industri 1.0) ini membawa transisi dari pekerjaan manual ke proses manufaktur menggunakan mesin uap (zaman mesin uap); sebagian besar di industri tekstil. Industri 2.0 dimulai tahun 1900-an disebut sebagai zaman listrik dan industrial. Revolusi industri 1.0 ini membuat bangsa Eropa mampu mengirim kapal perang ke semua lokasi di dunia dalam waktu yang lebih singkat. Dampaknya berlanjut sampai pencemaran lingkungan karena asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya.
Revolusi industri 2.0 Terjadi pada awal abad ke-20. Rrevolusi industri 2.0 ditandai oleh penemuan tenaga listrik. Mobil mulai secara massal diproduksi pada akhir tahun 1800-an. Masalah kendala waktu dalam proses merakit satu mobil yang harus dilakukan seorang perakit mobil dari awal hingga akhir terselesaikan saat muncul revolusi “lini produksi” yang memanfaatkan “ban berjalan” di tahun 1913. Ini mempermudah proses produksi karena tidak lagi butuh satu orang untuk merakit satu mobil karena mereka dilatih menjadi spesialis yang fokus mengurus satu bagian saja.
Revolusi industri 3.0 dimulai dengan munculnya mesin yang bisa bergerak dan berpikir sendiri, yaitu komputer dan robot. Industri 3.0 dimulai tahun 1960-an disebut era informasi, digitalisasi dan otomatisasi elektronik.
Revolusi industri 4.0 disebut zaman cyber physical systems atau otomatisasi cerdas. Klaus Schwab selaku Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) adalah orang yang untuk pertama kalinya memperkenalkan revolusi Industri 4.0. Dalam perkenalannya, revolusi ini disebut akan secara fundamental mengubah hidup dan kerja manusia. Dibanding pendahulunya, revolusi industri ini punya ruang lingkup, skala, dan kompleksitas lebih luas.
Konsep dasar industri 4.0 pertama kali dipresentasikan di pameran Hannover pada tahun 2011. Sejak diperkenalkan industry 4.0 di Jerman, industry 4.0 menjadi topik diskusi umum dalam komunitas peneliti, akademik dan industri di berbagai kesempatan.
Jerman memiliki salah satu industri manufaktur paling kompetitif di dunia dan merupakan pemimpin global di sektor peralatan manufaktur. Sejak pemerintah federal Jerman mengumumkan industri 4.0 sebagai salah satu inisiatif utama dari strategi teknologi tinggi pada tahun 2011, topic industri 4.0 telah menjadi terkenal di antara banyak perusahaan, pusat penelitian, dan universitas.
Revolusi industri 4.0 merupakan era industri yang memungkinkan seluruh entitas di dalamnya untuk saling berkomunikasi secara real time dengan memanfaatkan teknologi internet.
Industri 4.0 adalah area baru di mana internet hal-hal bersama dengan cyber physical systems saling berhubungan dengan cara kombinasi perangkat lunak, sensor, prosesor dan teknologi komunikasi memainkan peran besar untuk membuat sesuatu yang memiliki potensi untuk memasukkan informasi ke dalamnya dan akhirnya menambah nilai pada proses manufaktur.
Industri 4.0 memiliki gagasan utama yakni memanfaatkan potensi teknologi dan konsep baru seperti: internet, integrasi proses teknis dan proses bisnis di perusahaan, pemetaan digital dan virtualisasi dunia nyata, pabrik cerdas termasuk didalamnya sarana produksi pintar dan produk pintar.
Teknologi yang terkait dengan industri 4.0 adalah sebagai berikut:
The Internet of Things (IoT), berfungsi untuk menghubungkan semua perangkat komputasi menggunakan teknologi tertentu. Memungkinkan perangkat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dengan pengontrolan yang terpusat. Ini juga bermanfaat dalam menganalisa dan mengambil keputusan secara langsung.
Cybersecurity, komunikasi yang andal, identitas canggih dan manajemen akses mesin dan pengguna adalah penting bagi industri 4.0 untuk mengatasi masalah ancaman keamanan siber yang meningkat secara signifikan dengan meningkatnya konektivitas dan penggunaan standar protokol komunikasi.
The cloud, meningkatnya kinerja teknologi, data dan fungsionalitas maka disebarkan ke cloud/awan, supaya lebih banyak layanan berbasis data untuk sistem produksi. Lebih banyak usaha yang terkait dengan produksi di industri 4.0 akan membutuhkan peningkatan berbagi data di seluruh lokasi perusahaan.
Big data analytics, memungkinkan pengumpulan dan evaluasi data yang komprehensif dari berbagai sumber dan pelanggan untuk mendukung pengambilan keputusan langsung, mengoptimalkan kualitas produksi, menghemat energi dan meningkatkan layanan peralatan.
Horizontal and vertical system integration, integrasi sistem horisontal dan vertikal di antara perusahaan, departemen, fungsi dan kemampuan akan menjadi lebih kohesif, seiring lintasperusahaan, jaringan integrasi data universal berkembang dan memungkinkan rantai nilai yang benar-benar otomatis.
Augmented reality, dapat mendukung berbagai layanan, seperti memilih suku cadang di gudang dan mengirim instruksi perbaikan melalui perangkat seluler.
Additive manufacturing (3D printing), dapat menghasilkan sejumlah produk yang disesuaikan seperti desain yang kompleks dan ringan, berperforma tinggi dan mengurangi jarak pengangkutan dan persediaan.
Simulation, memanfaatkan data realtime untuk mencerminkan kenyataan dalam model virtual, yang mencakup seperti mesin, produk dan manusia. Hal ini memungkinkan operator untuk menguji dan mengoptimalkan pengaturan alat untuk produksi berikutnya, sehingga dapat mengurangi waktu pengaturan alat dan meningkatkan kualitas produk.
Robots, lebih mandiri, fleksibel dan kooperatif, mereka akan berinteraksi satu sama lain dan dapat bekerja dengan aman bersama manusia, kemudian belajar dari mereka. Robot lebih murah biayanya dan memiliki jangkauan kemampuan yang lebih besar.
Society 5.0
Revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi dalam mendegradasi peran manusia membuat Jepang melahirkan sebuah konsep yaitu Society 5.0. Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruan fisik.
Society 5.0 merupakan satu gagasan yang ditandai muncul jadi pembicaaraan saat berada di dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada awal Januari 2019 lalu di Davos, Swiss. Society 5.0 adalah sebuah konsep yang dihadirkan oleh Federasi Bisnis Jepang. Sederhananya, konsep era society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik. Integrasi tersebut dilakukan untuk membuat semua hal menjadi lebih mudah. Keseimbangan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan memanfaatkan sistem yang sangat mengintegrasikan kedua hal tersebut membuat semua hal menjadi mudah, terutama memperluas prospek kerja.
Federasi Bisnis Jepang mendefinisikan society 5.0 yaitu masyarakat yang terpusat pada manusia dimana dapat menyeimbangkan antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial menggunakan sistem yang mengintegrasikan dunia maya dan fisik. Konsep society 5.0 lebih mendorong terhadap peranan manusia dalam mengatasi paradigma dari kemajuan revolusi industri 4.0. Artinya pada masa society 5.0 ini manusia dituntut untuk dapat lebih memiliki kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas.
Ketersedian teknologi tinggi tren otomasi dan pertukaran data masa revolusi industri 4.0 seperti sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Beriringan terhadap dampak kehidupan manusia. Maka dengan kehadiran Society 5.0 dapat menjadi solusi membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan melalui dunia maya dan dunia nyata.
Misalnya saja seperti Pemanfaatan Big Data yang mengikuti perkembangan society 5.0 bisa dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam bidang pemanfaatan teknologi wearable. Wearable biasa digunakan membantu aktivitas komunikasi dan navigasi. Namun kemudian, teknologi wearable telah menjelma sebagai teknologi pengumpul informasi Big Data.
Fukuyama (2018, 47) menjelaskan mengenai tahapan masyarakat (society) berdasarkan sejarah manusia. Society 1.0 didefinisikan sebagai kelompok orang yang berkumpul dan berburu dalam hidup, kemudian berdampingan secara harmonis dengan alam, dimulai dari terciptanya manusia.
Society 2.0 membentuk kelompok berdasarkan budidaya pertanian, peningkatan organisasi dan pembangunan bangsa, dimulai dari 13.000 sebelum masehi. Society 3.0 adalah masyarakat yang mempromosikan industrialisasi melalui revolusi industri 1.0, dimulai dari akhir abad 18.
Society 4.0 adalah masyarakat informasi yang menyadari peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak berwujud sebagai jaringan informasi, dimulai dari pertengahan abad 20. Dalam tahapan ini, society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas society 4.0, yang bertujuan untuk masyarakat yang lebih makmur.
Fukuyama juga berpendapat bahwa dalam transformasi digital beberapa wiliyah atau negara menggunakan istilah yang berbeda. Eropa menggunakan istilah industri 4.0, Amerika Utara menggunakan istilah industrial internet, Asia menggunakan istilah smart cities, China menggunakan istilah made in China 2025 dan Jepang menggunakan istilah society 5.0. Dimana transformasi digital menggunakan IoT, artificial intelligence, robotics, big data dan
blockchain.
Dalam society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui inovasi akan menghilangkan kesenjangan regional, usia, jenis kelamin dan bahasa dan memungkinkan penyediaan produk dan layanan yang disesuaikan dengan baik untuk beragam kebutuhan individu dan kelompok. Dengan cara ini, memungkinkan untuk mencapai masyarakat yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dan menemukan solusi masalah sosial.
Namun, pencapaian tersebut akan terdapat kesulitan atau kendala, Jepang siap untuk menghadapi secara langsung dengan tujuan menjadi yang pertama di dunia sebagai negara yang menghadapi masalah untuk menghadirkan model masyarakat masa depan (COJG 2019).
Dalam cetak biru society 5.0 untuk tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirancang oleh Nakanishi and Kitano (2018, 14) menurut Fukuyama (2018, 50) terdapat teknologi berupa big data, IoT, artificial inteligent, robot, drone, sensor, 3D print, public key infrastructure (PKI), sharing, on demand, mobile, edge, cloud, 5G, virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality (MR).
Fukuyama mengatakan bahwa tujuan dari society 5.0 adalah untuk mewujudkan masyarakat di mana manusianya menikmati hidup sepenuhnya. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi ada untuk tujuan itu dan bukan untuk kemakmuran segelintir orang. Meskipun society 5.0 berasal dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan satu negara. Kerangka kerja dan teknologi yang dikembangkan akan berkontribusi untuk menyelesaikan tantangan masyarakat di seluruh dunia.
Perbedaan Antara 4.0 dan 5.0
Revolusi industri lahir melalui tahapan-tahapan masyarakat yang saling berkesinambungan. Sedangkan industri 4.0 dan society 5.0 muncul beriringan dimana industri 4.0 lebih dahulu muncul kepermukaan dan lebih focus kepada industri terutama bidang manufaktur seperti tekstil, otomotif, makanan dan minuman, elektronik, biokimia dan sebagainya.
Sedangkan society 5.0 muncul setelah industri 4.0, dimana society 5.0 masih berupa visi dan focus kepada manusianya. Untuk lebih jelasnya perbandingan waktu dimulainya tahapan masyarakat dan revolusi industri.
Perbedaan teknologi dari industry 4.0 dan society 5.0 tidak jauh berbeda, karena pada prinsipnya society 5.0 melanjutkan teknologi yang ada pada industri 4.0 dan masih berjalan sampai saat ini. Big data, cloud dan IoT menjadi kebutuhan dan harus diterapkan dalam industri 4.0 dan society 5.0.
Robot pada industri 4.0 sudah menggunakan artificial inteligent dan sensor. Teknologi drone digunakan pada industri 4.0 dan society 5.0. 3D Print juga dipakai pada industri 4.0 dan society 5.0. Sedangkan public key infrastructure merupakan salah satu sarana sistem keamanan data yang digunakan dalam society 5.0 dimana Public key infrastructure merupakan bagian dari cyber
security dalam industri 4.0.
Sharing merupakan teknologi berbagi informasi yang diterapkan dalam industri 4.0 (Auliani 2019a) dan society 5.0. On demand merupakan teknologi untuk melayani permintaan, ini juga digunakan pada industri 4.0 dan society 5.0. Simulations pada industri 4.0 menggunakan virtual reality, augmented reality dan mixed reality dan teknologi tersebut juga digunakan pada society 5.0. Kemudian teknologi mobile merupakan perangkat seluler yang terintegrasi dengan jaringan seluler edge (2G, 3G, 4G dan lainnya) dan diterapkan pada industri 4.0 dan society 4.0.
Sedangkan untuk teknologi 5G pada industri 4.0 belum diterapkan saat ini karena teknologi tersebut walaupun sudah ditemukan dan dipakai, tapi belum diimplementasikan secara masal di dunia. Society 5.0 masih berupa visi, oleh sebab itu bisa merencanakan pemanfaatan teknologi 5G dimasa yang akan datang. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa industry 4.0 juga akan menggunakan teknologi tersebut dimasa yang akan datang.
Secara garis besar, perbedaan mendasar antara 4.0 dan 5.0 adalah fakta bahwa revolusi industri 4.0 fokus pada aspek melakukan pekerjaan secara otomatis. Sementara itu, era society 5.0 lebih menekankan pada perluasan prospek kerja serta mengoptimalkan tanggung jawab jam kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Sama-sama bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan manusia, namun dengan pendekatan yang berbeda.
Simpulanya adalah pada industri 4.0, masyarakat mencari, mengutip, dan menganalisis dta atau informasi dengan mengakses layanan cloud melalui internet. Sedangkan, pada Society 5.0 sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya dan dianalisis oleh kecerdasan buatan, dan hasilnya diumpan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Reterensi Bacaan
Bahrin, Mohd Aiman Kamarul et al. 2016. “Industry 4.0: A Review On Industrial Automation And Robotic”, Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering) UTM 78 (6-13), 137–143. https://doi.org/10.11113/jt.v78.9285
Cabinet Office Japan Government. 2019. Society 5.0. Diakses dari: https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html, tanggal 28 Agustus 2021.
Fukuyama, Mayumi. 2018. “Society 5.0: Aiming for a New Human-Centered Society”. Japan Economy Foundation Journal - Japan SPOTLIGHT. https://www.jef.or.jp/journal/pdf/220th_Special_Article_02.pdf. diakses tanggal 1 September 2021.
Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. 2018. Jaringan 5G Pertama di Dunia Resmi Online. Kompas.com, 2 Oktober 2018. Diakses dari https://tekno.kompas.com/read/2018/10/02/16060047/jaringan-5gpertama-di-dunia-resmi-online, tanggal 31Agustus 2021.
Roby, Muhammad. 2019. Mengenal Rancangan Jepang Mengenai Society 5.0. Diakses dari: https://www.anakteknik.co.id/a/MhdRoby/Mengenal-Rancangan-Jepang-Mengenai-Society-50, tanggal 29 Agustus 2021.
Comments