Jika Anda pernah melihat sebuah iklan di televisi atau pernah melihat papan reklame di pinggir jalan, itulah salah satu bentuk dari pemasaran tradisional.
Traditional marketing atau pemasaran tradisional adalah sebuah istilah strategi pemasaran yang memiliki beragam saluran periklanan, seperti iklan di media cetak, papan reklame, televisi, pamflet dan kampanye poster, hingga iklan siaran radio. Traditional marketing adalah jenis pemasaran yang paling dikenal, mencakup semua iklan yang kita lihat dan dengar setiap hari.
Banyak pemasar yang menilai bahwa pemasaran tradisional sudah tidak efektif jika dilakukan hari ini. Saat ini, digital marketing adalah suatu hal yang lazim digunakan oleh pemasar untuk bisa menjangkau konsumen. Banyak perusahaan yang telah meninggalkan pemasaran tradisional dan mengadopsi strategi pemasaran yang kontemporer.
Namun, pemasaran tradisional akan tetap efektif dalam peningkatan prospek, jika digabungkan dengan penggunaan pemasaran digital. Setiap aktivitas bisnis harus memiliki kegiatan pemasaran secara offline yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness, mendapatkan pelanggan baru, hingga mendapatkan loyalitas pelanggan. Selain itu, strategi pemasaran tradisional masih digunakan karena hal berikut:
Penggunaan strategi pemasaran tradisional dapat dengan mudah menjangkau banyak pelanggan. Misalnya, suatu iklan radio yang diputar di satu lokasi akan menjangkau suatu kota atau wilayah. Atau, sepucuk pamflet yang dikirimkan ke setiap rumah di sejumlah daerah tertentu.
Barangnya bisa disimpan. Pelanggan dapat menyimpan barang atau rupa fisik sehingga dapat dilihat terus-menerus. Contohnya, iklan selebaran yang diberikan dapat disimpan sehingga penerima bisa terus melihat produk yang ditawarkan.
Mudah untuk dimengerti. Pemasaran tradisional dapat dengan mudah dipahami oleh kebanyakan orang karena sejak lama mereka sudah sering dihadapkan pada strategi semacam ini.
Terdapat beberapa bentuk strategi pemasaran tradisional, yaitu:
Pemasaran cetak
Pemasaran cetak adalah bentuk pemasaran tradisional yang tertua. Didefinisikan secara sebagai iklan dalam bentuk kertas, strategi ini telah digunakan sejak zaman kuno ketika orang Mesir membuat pesan penjualan dan poster dinding di atas papirus. Saat ini, pemasaran cetak biasanya mengacu pada ruang iklan di surat kabar, majalah, buletin, dan materi cetak lainnya yang ditujukan untuk distribusi.
Pemasaran melalui siaran
Pemasaran melalui siaran mencakup iklan di televisi dan radio. Siaran radio telah ada sejak tahun 1900-an, dan siaran komersial pertama (program radio yang didukung oleh iklan on-air) ditayangkan pada tanggal 2 November 1920. Beberapa tahun kemudian muncul televisi, yang diharapkan menjadi sarana baru dalam teknologi informasi pada saat itu. Keunggulan dari televisi adalah lebih cepat dan tepat dalam menayangkan iklan dibandingkan radio.
Pemasaran melalui surat
Surat langsung menggunakan materi cetak seperti kartu pos, brosur, surat, katalog, dan selebaran yang dikirim melalui surat pos untuk dapat menarik konsumen.
Pemasaran melalui telepon
Pemasaran telepon atau pemasaran jarak jauh adalah praktik pemasaran melalui telepon yang bertujuan untuk meyakinkan konsumen agar membeli suatu produk atau layanan. Bentuk pemasaran ini menjadi mulai jarang ditemui di era modern karena banyak pemasar yang mulai beralih ke pemasaran digital dengan menggunakan ponsel pintar.
Pemasaran tradisional masih bisa digunakan, tetapi tidak memiliki jaminan keberhasilan dibandingkan pemasaran digital. Dunia telah beralih ke digital. Penggabungan strategi pemasaran tradisional dan digital sangat dianjurkan. Dengan menggabungkan pemasaran tradisional dan digital, organisasi bisnis dan perusahaan dapat mengembangkan kampanye pemasaran menjadi lebih optimal.
Perbedaan Digital Marketing dengan Traditional Marketing
Pada dasarnya keduanya bertujuan untuk memasarkan. Pemasaran bertujuan untuk memperkenalkan sebuah produk kepada masyarakat atau calon konsumen menggunakan berbagai macam strategi.
Berikut beberapa perbedaan antara digital marketing dan tradisional marketing.
1. Target Pemasaran
Berbeda dengan traditional marketing, digital marketing memiliki target pemasaran yang sangat luas. Tidak hanya satu daerah saja, tapi dapat memiliki target pemasaran nasional bahkan internasional. Pemanfaatan internet sebagai media pemasaran berdampak pada jangkauan yang didapat dari digital marketing lebih terbuka lebar. Siapapun yang menggunakan internet dapat menjadi target pemasaran.
2. Waktu dan Biaya
Pemasaran secara tradisional banyak memakan waktu dan biaya. Berbeda dengan pemasaran secara tradisional, melalui digital marketing proses pembuatan iklan lebih cepat. perusahaan dapat menentukan sendiri kapan waktu beriklan, beriklan tanpa menunggu antrian dan proses pembuatan iklan dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. perusahaan juga dapat mengatur berapa budget iklan dan menentukan sendiri jangkauan iklan produknya. Dengan digital marketing semua dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
3. Cara Komunikasi
Interaksi yang terjadi pada marketing secara tradisional hanya bersifat satu arah sedangkan melalui digital marketing perusahaan dapat mengetahui respon orang-orang yang melihat iklannya. Jika hasilnya tidak memuaskan dapat melihat apa kelemahan iklan tersebut untuk diperbaiki dan dipasarkan ulang untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Bentuk Strategi Digital Marketing
Bentuk strategi digital marketing yang ada saat ini diantaranya Search Engine Optimization (SEO), Social Media Marketing (SMM), Pay Per Click (PPC), Content Marketing (CM), dan Email Marketing (EM). Berikut penjelasannya:
1. Search Engine Optimization (SEO)
Search Engine Optimization, sumber : wedoeconsult.com
Search engine optimization atau lebih sering disebut SEO adalah usaha untuk mengoptimasi website bisnis atau perusahaan agar lebih mudah ditemukan di hasil pencarian. Hasil pencarian di Google adalah sumber utama trafik bagi sebagian besar website. Website bisnis atau perusahaan bisa lebih mudah ditemukan di hasil pencarian Google dengan menerapkan teknik SEO. Terdapat 2 teknik SEO, yaitu on-page SEO dan off-page SEO.
Saat mengevaluasi sebuah situs, mesin pencari akan melihat dari on-page (hal-hal mengenai website bisnis atau perusahaan Anda) dan off-page (seberapa populer website bisnis atau perusahaan Anda). Sederhananya, kategori peringkat ditentukan oleh faktor on-page dan seberapa tinggi peringkat website bisnis atau perusahaan Anda dalam mesin pencari ditentukan oleh faktor off-page.
Dalam on-page SEO, tips yang biasanya diberikan adalah mengenai kecepatan loading halaman, konten, kualitas konten, eksternal links, judul serta deskripsi, dan lainnya. Sedangkan dalam off-page, website bisnis atau perusahaan Anda akan diberikan tips mengenai link building, social media marketing, dan social bookmarking.
2. Social Media Marketing (SMM)
Social media marketing adalah kegiatan mempromosikan produk atau layanan di platform media sosial menggunakan strategi tertentu. Definisinya memang cukup sederhana, yaitu mempromosikan produk atau layanan di media sosial. Akan tetapi, inti sebenarnya dari social media marketing terletak pada strateginya.
Anda tidak bisa hanya sekadar membuat akun bisnis di media sosial lalu membuat konten tanpa strategi. Diperlukan riset untuk menentukan kanal media sosial mana yang paling cocok untuk bisnis Anda. Anda juga harus menetapkan tujuan dan metrik yang jelas untuk mengukur keberhasilan strategi social media marketing bisnis Anda.
3. Pay Per Click (PPC)
PPC adalah kependekan dari Pay per click, salah satu model internet marketing di mana pemasang iklan hanya perlu membayar setiap iklan yang diklik oleh target audiens. Sistem periklanan ini jamak digunakan oleh para perusahaan besar seperti Google, Facebook, dan Instagram.
Pay per click adalah model iklan yang cocok diterapkan saat ini, mengingat mayoritas penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet. Selain itu, model iklan ini juga lebih efektif, lebih efisien, dan lebih ekonomis dibanding model iklan konvensional. Tersedia berbagai pilihan untuk membuat iklan PPC, dari Google Ads, Facebook Ads, hingga Instagram Ads.
4. Content Marketing (CM)
Content marketing adalah strategi pemasaran dimana kita merencanakan, membuat, dan mendistribusikan konten yang mampu menarik audiens yang tepat sasaran, kemudian mendorong mereka menjadi customer. Konten yang dibuat dan didistribusikan dalam content marketing bukan konten sembarangan.
Terdapat dua elemen penting dalam content marketing. Pertama, konten harus memenuhi tiga syarat ini: penting, relevan, dan konsisten. Jadi, Anda tidak bisa sembarangan dalam membuat konten untuk content marketing. Konten harus memenuhi tiga syarat di atas. Anda harus membuat konten yang relevan dengan bisnis Anda. Misalnya, Anda mengelola bisnis fashion. Maka Anda perlu membuat konten yang berkaitan dengan fashion.
Relevan saja tidak cukup. Anda juga perlu mempertimbangkan apakah konten tersebut penting atau tidak untuk diketahui target audiens. Buatlah skala prioritas berisi topik-topik yang relevan untuk target audiens. Urutkan dari yang terpenting hingga topik yang kurang penting.
5. Email Marketing (EM)
Email marketing adalah pengiriman pesan komersial seperti newsletter dan promosi melalui email. Beberapa orang mungkin menganggap email marketing sebagai spam yang berpotensi mengganggu konsumen. Namun, fakta berkata sebaliknya, penggunaan email marketing terus meningkat setiap tahunnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey and Company menunjukkan bahwa email marketing 40 kali lebih efektif untuk memperoleh konsumen dibandingkan Facebook dan Twitter. Efektivitas yang tinggi ini mungkin disebabkan perusahaan dapat menjangkau konsumen di area personal mereka, yaitu kotak masuk email.
Selain itu, 59% konsumen bersedia untuk menjadi berlangganan email marketing atau newsletter jika ada penawaran yang diberikan. Penawaran tersebut bisa berupa kupon atau diskon spesial. Menurut penelitian, sebanyak 65% konsumen mendapatkan kupon diskon dari email marketing. Hal ini menunjukkan bahwa email marketing mendorong konsumen untuk berbelanja baik online maupun langsung ke toko.
Digital marketing sudah terbukti meningkatkan efektivitas penjualan dan keuntungan bisnis offline maupun online. Selain itu, digital marketing juga bisa diterapkan baik bagi bisnis skala kecil maupun skala besar. Jadi tidak ada alasan lagi bagi pemilik bisnis, perusahaan atau industri produk dan jasa untuk mengabaikan digital marketing.
Demikian ulasan mengenai perbedaan traditional Marketing dengan digital marketing serta strategi digital marketing. Semoga Bermanfaat. Selamat Mencoba
Comentários