Era revolusi industri 4.0 saat ini membawa perubahan terhadap perekonomian dunia dan kualitas kehidupan secara signifikan. Dunia bisnis dan Industri saat ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses bisnis dan produksi mulai berubah pesat. Inovasi baru dari industri 4.0 mengalami perkembangan yang signifikan, selain Internet of Thing (IoT), muncul big data, percetakan 3D, kecerdasan buatan atau bisa disebut Articifial Intellegence (AI), rekayasa genetika, robot dan mesin pintar.
Awal Januari 2019 lalu, telah lahir gagasan baru yang muncul dari peradaban Jepang sana. Yaitu society 5.0 disampaikan dalam Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss. Gagasan ini muncul atas respon revolusi Industri 4.0 sebagai signifikannya perkembangan teknologi, tetapi peran masyarakat sangat menjadi pertimbangan atas terjadinya revolusi industri 4.0 ini.
Society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada manusia yang membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan melalui dunia maya dan dunia nyata.
Di society 5.0 itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan mencapai desa-desa kecil. (Perdana menteri Jepang, Shinzo Abe dalam World Economic Forum (WEF))
Apa yang menarik dari kondisi yang terjadi pada Society 5.0. Disini kita bisa melihat minimal ada 3 hal penting yang terkandung dalam kondisi tersebut : Sejauh mana kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) akan mampu melakukan transformasi teknologi yang di dukung dengan supporting dari internet. Dimana transformasi tersebut berasal dari media yang bernama Big Data yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan para pelaku bisnis guna menciptakan sebanyak mungkin peluang-peluang bisnis yang bisa di jangkau oleh pelaku bisnis tersebut.
Konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki perbedaan signifikan. Revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intellegent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen manusianya. Konsep society 5.0 ini, menjadi inovasi baru dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia.
Pada society 1.0 manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Era society 2.0 adalah pertanian di mana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam. Lalu pada society 3.0 sudah memasuki era industri yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk menunjang aktivitas sehari-hari, setelah itu muncullah society 4.0 yang kita alami saat ini, yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga penerapannya di kehidupan.
Society 5.0 akan menghubungkan manusia, benda atau media serta sistem (platform) yang kesemuanya akan terhubung di dunia maya dan dengan bantuan teknologi AI (artificial intillegence) di harapkan hasilnya akan lebih besar dari kondisi yang sebelumnya terjadi. Yaitu kondisi pada saat sebelum teknologi AI di gunakan. Sehingga cara ini bisa menjadi nilai-nilai baru atau alternatif solusi yang bisa di berikan kepada pelaku bisnis.
Era society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di internet. Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sebagai informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari.
Di Indonesia, bisa dikatakan hanya segelintir orang yang mengenal Revolusi Industri 4.0 ataupun society 5.0. Hanya di kalangan akademis yang melek akan kemajuan zamannya, pebisnis yang memang punya kepentingan keberlangsungan usahanya, juga pemangku kebijakan publik yang memperhatikan.
Institusi pendidikan di Indonesia pun belum menerapkan sistem industri 4.0 dan society 5.0 ini. Dari mulai sistem pendidikannya, cara berinteraksi pendidik dan yang terdidik, serta pemupukan paradigma berpikir modernnya. Adapun organisasi bisnis, komunitas beberapa memang secara mandiri membahas mengenai revolusi industri 4.0 dan society 5.0, tetapi hanya cukup menjadi konsumsi belum berwujud nyata .
Patut disayangkan, revolusi Industri 4.0 sudah hampir berjalan sembilan tahun, namun perkembangannya di Indonesia sangat lambat. Dilansir dari beberapa media dan jurnal tertentu baru sedikit instansi-instansi yang melek akan perubahan sosial ini, yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk langkah kongkrit perubahan ke arah kemajuan.
Setelah Era Industri 4.0, kita akan masuk dalam era Society 5.0. Lantas yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana kesiapan pemerintah dan masyarakat memasuki era industri 5.0 agar pada saatnya tiba mereka telah siap dengan kondisi tersebut.
Inti dari kemajuan suatu negara adalah keunggulan sumber daya manusianya berikut pola pikirnya.
Indonesia memiliki PR besar dalam merespon revolusi industri 4.0 dan society 5.0, peran pemerintah sangat harus diperhatikan. Baik dalam segi pendidikan, aparatur pemerintah dan para pengusaha harus menerapkan kedua perubahan sosial ini. Bagaimanapun semua berawal dari kesadaran masing-masing individu dan keinginan untuk sama-sama membangun. Keadaan sumber daya manusianya yang mesti dibangun, dari mulai otomatisasi misalnya.
Di sinilah peran pemerintah, dunia pendidikan, masyarakat, para pemuda yang harus konsen mengasah kemampuan, memaksimalkan bekal untuk perannya dalam kehidupan mendatang. Ke depan, problematika yang menghambat akan kemajuan akan niscaya banyak terjadi.
Lebih lanjut simak vide berikut ini.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=VU5ns5sFN7I&t=4s
Comments